Monday, December 25, 2006

:: Kisah seekor Kerang

Author : unknown

cerita ini saya temukan dalam arsip tumpukan saya,
yang saya ingat cerita ini saya dapatkan dari salah seorang teman.

---------------
Malam ini angin berhembus lembut, permukaan laut tenang ,
ada sedikit cahaya rembulan menerobos masuk ke dasar laut
dimana seekor kerang sedang duduk menikmati suasana temaram dan tenang.
Gelombang lembut di dasar laut sana membawa pasir-pasir menari mengikuti arus bermain.
Sebutir pasir masuk ke dalam tubuh kerang, membuat sang kerang kaget.
Heiii, siapakah kau gerangan, sang kerang bertanya.
Aku adalah pasir, gelombang lautlah yang membawa aku ketempatmu.
Siapakah kau ? tanya sang pasir.
Aku kerang, penghuni dasar lautan ini.
Demikianlah perkenalan sang kerang dengan butir pasir tersebut.

Perkenalan tersebut pada awalnya hampa rasanya, mungkin hanya ibarat sebutir pasir besarnya.
Sampai suatu saat, sang dewi rembulan melihat persahabatan yang hampa tersebut.
Sang dewi berkata, wahai kerang
tidakkah kau dapat lebih mencurahkan rasa persahabatan mu pada butir pasir lembut tersebut, dia begitu kecil danlembut. Mulai sekarang biar aku mengajarkan bagaimana rasa persahabatan itu agar hidupmu lebih berarti.

Dengan lembut sang dewi mengajarkan, tidak sia-sia apa yang diajarkan sang dewi rembulan, persahabatan antara sang kerang dengan butir pasir lembut tersebut berbuah hasil.
Ada canda, ada tawa, mereka berbagi masalah.
Persahabatan itu telah merubah butir pasir lembut tersebut menjadi sebutir mutiara muda yang berwarna putih.
Warna putih tersebut merupakan warisan sang dewi rembulan kepada mereka.

Disuatu siang yang terik , pada saat mereka sedang berbagi rasa di dasar laut yang berselimut pasir putih.
Tiba-tiba mereka mendengar seruan ?
hai sahabat, apa yang sedang kalian lakukan ?
Sang kerang menjawab "siapakah engkau gerangan ?"
Wahai kerang tidakkah engkau mengenali aku?
aku Surya,dewa penguasa matahari yang menyinari seluruh bumi disiang hari.
Aku melihat persahabatanmu dan mutiara muda itu tulus sekali.

Sang kerang menjawab, itu merupakan hasil didikan dewi rembulan yang lembut dan penuh cinta kasih.
" Kalau begitu, biar aku lengkapi ajaran sang dewi, biar aku ajarkan kepada kalian tentang
hangatnya cinta", jawab sang matahari.

Seiring terbit dan tenggelamnya mentari, sang raja surya memupuk sang kerang dan mutiara muda dengan perasaan cinta.
Jatuh cintalah sang kerang dengan mutiara muda itu. Mutiara muda itu sekarang menjadi sebutir mutiara putih bersih dan berkilau mewarisi sifat sang dewa surya, dan dibalut dengan cinta sang kerang, indah sekali.

Hidup sang kerang dan butir mutiara itu indah sekali,
cinta mereka tulus, berbagai duka, suka, mereka lalui bersama.
Tidak ada hari-hari seindah hari-hari yang mereka lalui.

Suatu hari seekor ikan yang lewat berkata kepada sang butir mutiara "
wahai mutiara elok, tahun depan Raja dari kerajaan di sebarang sana akan mengadakan pemilihan mutiara terindah, tidakkah kau tertarik untuk mengikutinya, rupamu elok, aku yakin raja akan memilihmu" kata sang ikan
"Benarkah begitu ?" tanya sang mutiara. "Aku akan menyampaikan kabar gembira ini pada sang kerang kekasihku ", sambung sang mutiara.

Mulai saat itu sang mutiara rajin mempercantik diri, sang kerang juga memberinya semangat dan dorongan.Namun sang kerang tidak menyadari, keinginan besar sang mutiara untuk menang telah merubah sikap sang mutiara.

Sampai suatu hari mutiara tersebut berkata kepada sang kerang
" wahai kekasihku kerang, perlombaan itu hampir tiba saatnya, aku ingin keluar sebagai pemenang, aku ingin mencapai cita-citaku, adalah lebih baik mulai saat ini kau menjadi temanku saja, bukan seorang kekasih.
Aku ingin mencurahkan seluruh perhatianku untuk lomba itu, aku tidak mau terganggu" .

Kata-kata tersebut melukai perasaan sang kerang, airmata jatuh?
"kenapa kau melakukan ini padaku, aku menyayangimu dengan segenap hatiku,
tidakkah engkau tau perasaanku, aku memang tidak mudah mengungkapkan perasaanku, aku kaku laksana kulitku yang keras, tapi mengapa ?.. ?"

"Kerang yang baik,untuk apa engkau menangis, aku akan tetap menjadi sahabatmu, aku tetap akan menjaga hubungan kita" kata sang mutiara
Akhirnya tiba waktu perlombaan tersebut, sang raja langsung jatuh hati kepada butir mutiara tadi. "Inilah mutiara terindah yang pernah aku jumpai,aku memilihnya" kata sang raja.

Akhirnya mutiara tersebut bersanding menjadi liontin sang raja.
Setiap hari sang raja mengaguminya. Sang mutiara telah melupakan sang kerang,
sang mutiara asik melayani sang raja. Tinggallah sang kerang yang kembali duduk di keheningan di dasar laut sana, sepi,hampa hidup sang kerang itu.
Setiap hari ia menunggu sang angin menyampaikan kabar dari sang mutiara, satu hari, dua hari, seminggu tidak ada kabar dari sang mutiara.
"Biarlah aku menitip pesanku pada sang angin untuk mutiaraku" pikir sang kerang.
"Wahai angin, sampaikan rasa rinduku pada mutiaraku yang ada di negeri seberang sana" pekik sang kerang.
Sang angin menyampaikan pesan tersebut.
Namun apa kata sang mutiara indah " angin, sampaikan kepada sang kerang, jangan ganggu aku, aku sibuk sekali melayani sang raja, dan sampaikan juga padanya untuk mencari mutiara lain
saja".

Kabar ini membuat sang kerang sedih, namun dalamkesedihannya rasa sayang sang kerang terhadap sang mutiara mengalahkan rasa kecewanya, ia tetap berdoa pada Ilahi agar sang mutiara berbahagia.

-----------
Nah sahabat, dalam kehidupan nyata ini banyakpersahabatan yang berakhir dengan sebuah hubungan cinta, jika kedua belah pihak punya komitmen, dan mau menanggung duka dan suka bersama-sama, hubungan itu bisa berakhir dengan sebuah jenjang pernikahan yang suci.
Namun bisa juga percintaan itu berakhir dengan sebuah permusuhan yang mengakibatkan kedua belah pihak atau salah satunya terluka, kalaupun cinta itu dapat berakhir lagi dengan sebuah persahabatan, percayalah rasa persahabatan itu akan lain, akan hambar.
Luka dari cinta itu Cuma bisa disembuhkan oleh waktu.

Apakah anda memilih menjadi kerang tersebut atau mutiara indah tersebut ?
Terserah anda.

Kirimkan cerita ini pada orang-orang yang kamu anggap sahabat, kekasih, atau orang-orang yang kamu anggap berarti dalam hidupmu, hanya sebagai sebuah bahan renungan.

:: Merry Christmas !!

Merry Christmas too allll
May the born of Jesus give us new hope and new life

Sunday, December 24, 2006

:: My Feeling

Ditengah-tengah kesibukan yang supppeerrrbb,
timbul perasaan-perasaan aneh di dalam hati nih.
Gila,
gw yang harusnya konsen ke kerjaan, jadi serba bingung neh
mau fokus ke kerjaan, bisanya cuman di kantor doank
setibanya di rumah, pikiran dah "melayang-layang"
bukan melayang-layang memikirkan sang pacar lah
kan gw skrg lagi jomblooo

justru gara-gara lagi jomblo ini,
belakangan aq lagi banyak introspeksi neh.
aku coba memahami apa yang telah terjadi selama ini dalam hidupku
:D, serius neh
mereview semua yang pernah aku jalanin sampai saat ini

Dan kebetulan juga neh,
aku lagi bersih-bersih n buka-buka semua barang2 ku
eh nemu bbrp "arsip" lama
yang paling banyak sih "arsip2" tentang bekas "temen dekatku" sih
yang aku maksud dengan arsip tuch, ya bukan arsip betulan lah,
maksudku sih, barang-barang kenangan :D he5

pas deh
jadi bener-bener teringat masa lalu :D
pas buka-buka barang2 kenangan itu,
aku terpana dengan sebuah foto,
yup, itu ternyata fotonya dia
eh ternyata aku masih menyimpan fotonya, so sweet :D
wah dia cantik banget tuch di foto, :D
jadi benar-benar pengen ketemu lagi dengan dia neh

tapi, setelah teringat kembali dg dia
eh malah muncul perasaan menyesal, sedih, melow, dkk
sedih ? karena kayaknya dia skrg sudah "jauh",

hasil dari renungkan ku :
aku merasa selama ini aku telah melakukan 2 kesalahan terbesar
(aku ga itung dengan kesalahan-kesalahanku thpd ortu loh disini, kalau diinclude, wah mungkin banyak banget tuch)
salah satu diantara dua kesalahan ku itu: mengecewakan "temen"ku ini
yup, kayaknya kalau diitung-itung yang paling bersalah dalam hubunganku dengan dia, kayaknya emang aku,

nah skrg neh baru "sadar"
benernya sih dari dulu dah sadar,
tapi mungkin skrg ini yg paling benar-benar sadar,
dan tak ingin melakukan kesalahan lagi, baik itu dengan dia [kalau masih ada kesempatan] ataupun dengan orang lain
yang paling aku sesalkan sih,
kayaknya dulu itu aku terlalu "idealis" banget dan terlalu "hijau" banget
jadi mgkn banyak tindakan2ku dulu yang aku lakuin secara spontan dan ga mikir terlalu dalem banget. Hix3
I wish i can turn back time (kayak lagunya Aqua, CMIIW)

u/ skrg sih aku tidak berharap terlalu banyak ttg hub aku dengan dia
kalau bole sih bisa jadi temennya lagi
temen yang bs saling bercanda lagi
temen yang bs saling membantu dan mendengarkan lagi
kalau bisa lebih dari itu juga gpp koq :D (maunya ^_^)

kalau dibilang menyesal,
aku menyesal sih, napa dulu aku "mengakhiri" hub ku dg dia
tapi mungkin itu sudah takdir ya ?
kalau iya, manusia bisa apa ?


mungkin bagi yang membaca agak bingung ya
tulisanku ini mau dibawa ke arah mana
aku sendiri juga ga tau koq
aku cuman lagi pengen nulis u/ nuangin apa yg lg ada di hati
:D
benernya sih pengen curhat dg org langsung
tapi temen2ku kayaknya lagi pada sibuk neh
mungkin ini da akhir tahun, jadi pada banyak kerjaan masing2
ya jadinya curhat lewat tulisan deh :D

Thursday, December 14, 2006

:: Waktu

Oleh: Tidak Diketahui
Kiriman: William Stefanus
ps : cerita berikut saya ambil dari link berikut : http://theunleashed.com/cerita/f/c502.shtml

---------------------------------------------------------
Seperti biasa Rudi, kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya.

Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"

"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja."

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja, Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.

"Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok," perintah Rudi.

Tetapi Imron tak beranjak.

Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah."

"Tapi, Ayah..." Kesabaran Rudi habis.

"Ayah bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron.

Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya, Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok' kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih."

"Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini."

"Iya, iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut.

"Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Imron polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.

* * *

Saya tidak tahu apakah kisah di atas fiktif atau kisah nyata. Tapi saya tahu kebanyakan anak-anak orang kantoran maupun wirausahawan saat ini memang merindukan saat-saat bercengkerama dengan orang tua mereka. Saat dimana mereka tidak merasa "disingkirkan" dan diserahkan kepada suster, pembantu atau sopir. Mereka tidak butuh uang yang lebih banyak. Mereka ingin lebih dari itu. Mereka ingin merasakan sentuhan kasih-sayang Ayah dan Ibunya. Apakah hal ini berlebihan? Sebagian besar wanita karier yang nampaknya menikmati emansipasi-nya, diam-diam menangis dalam hati ketika anak-anak mereka lebih dekat dengan suster, supir, dan pembantu daripada ibu kandung mereka sendiri. Seorang wanita muda yang menduduki posisi asisten manajer sebuah bank swasta, menangis pilu ketika menceritakan bagaimana anaknya yang sakit demam tinggi tak mau dipeluk ibunya, tetapi berteriak-teriak memanggil nama pembantu mereka yang sedang mudik lebaran.

* * *

Wednesday, December 13, 2006

:: news (new website)

Are you looking for a delphi programming site ?
Are you looking for some delphi articles ?

I offer you one.
Click to this link to find out.

Find some usefull delphi programming articles there :
» some tricks or tips in delphi programming
» get the shortcut list in Delphi
» etc

see you there !!

Google